Senin, 13 November 2017

Meredam Kemarahan


“Siapakah orang yang kurang ilmu? dialah orang yang mengandalkan otot dan amarah dalam menyikapi segala sesuatu.” – Abdullah Gymnastiar.
      Marah atau kemarahan adalah bentuk ekpresi dari emosi terhadap suatu hal atau kejadian dalam kehidupan. Seringkali kata marah dianggap sama pengertianya dengan 'emosi', padahal emosi bukan hanya mengartikan suatu kemarahan, akan tetapi  emosi merupakan suatu himpunan yang elemenya terdiri dari rasa sedih, marah, bahagia, gembira, dan lain-lain.
      Marah jika dibiasakan bisa menjadi suatu kebiasaan buruk. Karena hal sepele pun yang sebenarnya tidak berpotensi menjadi penyebab kemarahan bisa saja menjadi suatu pemantik kemarahan yang besar. Orang yang pemarah umumnya orang-orang yang memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi seperti mudah tersinggung, dan juga orang-orang dengan keadaan emosional yang mudah berubah atau dalam bahasa anak jaman sekarang mood-mood-an. Oleh karenanya orang-orang pemarah harus selalu dalam posisi nyaman karena perubahan kondisi yang membuatnya tidak nyaman akan meningkatkan emosinya hingga memunculkan kemarahan.
    Suatu amarah perlu diluapkan secara positif dengan melakukan sesuatu yang membuat pikiran dan hati kita menjadi relax, dan sebisa mungkin kita harus mengendalikan kemarahan agar tidak berdampak kepada sesuatu yang buruk. Banyak sekali masalah yang berujung perkelahian dalam berkehidupan sosial, hal ini timbul karena masyarakat tidak dapat mengendalikan amarahnya dan menganggap bahwa masalah dapat diselesaikan dengan 'otot', padahal pada kenyataanya hal tersebut tentu saja tidak dapat menyelesaikan atau bahkan mengurangi masalah yang kita hadapi.
      Dalam Hadist Riwayat Bukhari, Rasulullah Saw pernah bersabda  'Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah yang memiliki jiwanya ketika marah'. Jaminan yang lebih luar biasa lagi adalah sabda rasul yang mengatakan 'Jangan marah, maka bagimu surga.' (HR. Thabrani). Makna dan garis besar dari kedua sabda Rasul tersebut adalah Jangan sampai kita manusia mudah tersulut amarah.
Bagaimana Cara menyikapi dan mengendalikan amarah?
   1. Dalam Islam hal yang dianjurkan ialah berwudhu.
   2. Diam sejenak, agar dapat berfikir dengan fokus.
   3. Memikirkan dampak negatif kedepanya.
   4. Mengintrospeksi diri.
Bagaimana Cara menyikapi amarah orang lain terhadap kita?
   1. Menahan diri dan memberikan waktu terhadap orang tersebut.
   2. Menenangkan dengan kata-kata yang sekiranya membuat amarahnya mereda.
   3. Mengajaknya untuk duduk dan mencari solusinya.
     Kiat tersebut mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, karena suatu masalah tidak akan dapat diselesaikan tanpa berfikir dengan kepala dingin. Perlu diingat bahwa Kemarahan juga memiliki dampak buruk bagi tubuh diantaranya Tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit kepala, stoke, dan jantung koroner. Mengapa demikian ?, hal ini terjadi karena ketika marah salah satu bagian syaraf menjadi hiperaktif dan melepas hormon (stres) kortisol yang memicu meningkatnya tekan darah, lebih lanjut lagi hal ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah atau pelebaran pembuluh darah yang berisiko menyerang jantung.
Kesimpulanya satu yakni 'Jangan melawan api dengan api, karena justru akan membuat api tersebut kian bertambah besar'!.
Mohon maaf bila ada kesalahan atau kekeliruan dalam penulisan, kebenaran milik Allah semata dan kesalahan sepenuhnya dari penulis..

Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar