Minggu, 02 Desember 2018

Perbandingan Penggunaan Vending Machine di 3 Negara Asia


Menjadi negara yang memiliki teknologi termutakhir tentu diinginkan oleh sebagian besar bahkan semua masyarakat diseluruh dunia. Negara Jepang merupakan salah satu negara yang paling maju dalam dunia teknologi di kawasan Asia, sedangkan Singapura dan Malaysia merupakan negara yang maju dalam dunia teknologi di kawasan Asia Tenggara. Tulisan kali ini memuat tentang perbandingan penggunaan teknologi sistem cerdas di 3 negara Asia yakni Jepang, Singapura, dan Indonesia dalam penggunaan teknologi Vending Machine.

Seperti pembahasan sebelumnya, Vending Machine merupakan mesin otomatis yang mungkin sering kita temukan ditempat keramaian seperti terminal, stasiun, sudut kota, dan ruang terbuka umum lainnya. Mesin ini berfungsi layaknya seorang penjual yang sedang menjajakan daganganya, dimana mesin ini akan mengeluarkan barang yang pembeli atau kita inginkan dengan cara memilih barang tersebut setelah kita memasukkan uang kedalam mesin otomatis.

Berikut beberapa perbandingan tersebut :

Jepang

Jepang merupakan negara dengan vending machine terbanyak di dunia dengan perbandingan rata-rata 1 unit vending machine adalah untuk 23 orang dengan total kurang-lebih hampir 5 juta vending machine yang tersebar diseluruh Jepang. Dominasi vending machine di Jepang merupakan mesin otomatis penjual minuman dengan unit sebanyak antara 50-55% dari total keluruhan vending machine yang ada.

Keberadaan vending machine dalam jumlah besar sangat membantu kehidupan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari di Jepang. Vending machine di Jepang tidak sebatas hanya perihal menjual makanan ringan dan minuman, melainkan memiliki variasi penjualan yang sangat banyak seperti menjual makanan cepat saji, buah, beras, telur, aksesoris hp, majalah, bunga, payung, mobil, dan lain-lain.
  

Singapura

Bertransaksi dengan mudah dan nyaman adalah faktor-faktor yang membuat vending machine menjadi mesin otomatis yang tidak terpisahkan oleh kehidupan masyarakat maju layaknya singapura karena tingkat kesibukannya yang menyebabkan masyarakat tidak mempunyai banyak waktu untuk pergi ke toko untuk berbelanja. Negara tetangga itu kini memiliki 15 ribu mesin penjual otomatis untuk melayani 15 juta jiwa penduduknya dengan menjual barang dan jasa yang unik.

Variasi vending machine yang ada di Singapura lebih inovasi meskipun sedikit banyak mengadopsi dari mesin penjual otomatis yang ada di Jepang dengan menjual makanan ringan dan minuman tentunya, makanan cepat saji, salad, buku, boneka, perhiasan, es krim, laundry, bahkan dapat memesan sebuah mobil seperti implementasi yang ada di Jepang, dan lain-lain.

Indonesia

Vending machine memang bukan barang baru di Indonesia. Namun, perkembanganya di Indonesia tak begitu signifikan. Perkembangannya berbeda jauh dengan Jepang bahkan Singapura. Di negera Jepang dan Singapura, Vanding machine berkembang pesat hingga menjual beranekaragam barang dan jasa, mulai dari buah, sayur, minuman, hingga pakaian.

Berbeda dengan kedua negara tersebut, di Indonesia hanya ada sekitar 4.000 unit vending machine untuk lebih dari 250 juta penduduknya dengan 80% penggunaan mesin penjual otomatis ini masih terbatas untuk menjual minuman dan mesin top-up saldo kartu Kereta KRL, penjualan uang elektronik dan lainnya. Oleh karena itu, mungkin kita sulit menemukan mesin penjual otomatis ini dan hanya kita sering temukan ditempat keramaian seperti mal, tempat wisata, terminal, stasiun, bandara, dan beberapa tempat umum saja.

Kesimpulan

Jika di Indonesia mencari sebuah vending machine lebih sulit dibandingkan mencari sebuah warung atau toko sembako, sangat bertolak belakang dengan di Jepang yang hampir setiap sudut kotanya terdapat banyak unit mesin canggih ini. Dengan perkembangan yang sangat pesat diseluruh dunia, potensi Vending machine untuk semakin populer masih sangat besar di Indonesia. Teknologi akan terus berkembang, maka sudah seharusnya masyarakat dan pemerintah dengan bijak mengikuti perkembangan teknologi tersebut dengan terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan agar negera kita tidak semakin tertinggal dengan negara lain.

Terima Kasih.


Referensi :
~https://www.wego.co.id/berita/mengapa-banyak-vending-machine-di-jepang
~https://biz.kompas.com/read/2017/12/08/114616128/riwayat-dan-asa-vending-machine-di-indonesia
~http://travel.tribunnews.com/2018/03/02/vending-machine-lagi-populer-di-singapura-inilah-4-produk-unik-yang-dijual-dengan-mesin

Sabtu, 24 November 2018

Kelebihan dan Kerugian Teknologi Sistem Cerdas

Di zaman yang sudah sangat modern ini, perkembangan teknologi sangat pesat, bukan hanya berkembang pesat dinegara maju melainkan semua negara. Perkembangan teknologi tanpa disadari bagaikan sebuah mesin waktu yang dapat merubah tingkat aktivitas dan interaksi manusia dalam kehidupan. Mengapa demikian?, Hal ini terjadi karena teknologi yang ada dilingkungan atau alam sekitar mengganti peran manusia dalam kehidupan dengan kecerdasan buatan yang ditanamkan dalam suatu sistem.

Sebuah sistem cerdas yang baik adalah yang mampu mempermudah tugas-tugas manusia dengan memuat seluruh tugas tersebut kedalam sebuah sistem, namun hal ini justru membuat struktur sosial kita berubah karena semakin tercipta suatu inovasi sistem cerdas atau teknologi baru maka akan membuat interaksi sosial semakin menurun. Contoh terdapat suatu pekerjaan yang memuat tugas-tugas yang seharusnya dikerjakan oleh beberapa manusia, dengan adanya sebuah sistem cerdas akan menghilangkan peran manusia itu sendiri. Hal inilah yang membuat struktur sosial dalam kehidupan bersosial kita berubah. 

Keuntungan teknologi sistem cerdas 

  1. Mempercepat pekerjaan manusia.
  2. Mempermudah komunikasi jarak jauh.
  3. Ketersediaan, dapat digunakan saat dibutuhkan.

Kerugian teknologi sistem cerdas

  1. Merubah gaya hidup individu.
  2. Membuat interaksi sosial manusia berkurang.
  3. Mengurangi beberapa mata pencaharian.
  4. Keterbatasan dalam suatu sistem.
  5. Ketergantungan terhadap suatu sistem.

Contoh dari Bidang Industri


Sistem robot cerdas merupakan unit mesin otomatis yang banyak digunakan oleh pabrik-pabrik dalam bidang industri saat ini, dengan menugaskan mesin-mesin tersebut untuk melakukan tugas-tugas secara berulang-ulang. Kehadiran sistem cerdas dalam dunia industri diharapkan mampu meningkatkan efisiensi waktu dan produktivitas dalam membuat sebuah produk. Bukan tanpa kelemahan, sistem robot cerdas ini hanya dapat melakukan tugas-tugas monoton yang sudah dimuat kedalam sistemnya oleh para programmer. Oleh karena itu, apabila terjadi perubahan proses manufaktur harus menyesuaikan kemampuan dan lingkup tugas yang termuat dalam sistem dari robot cerdas tersebut.
 

Pandangan Saya Mengenai Sistem Cerdas di Indonesia Kedepannya


Penggunaan teknologi sistem cerdas di Indonesia masih belum merata, bahkan di kota-kota besar masih terdapat daerah yang belum bisa memaksimalkan teknologi sistem cerdas ini karena berbagai kendala. Melihat beberapa pemanfaatan teknologi sistem cerdas yang tersedia saat ini, bukan tidak mungkin indonesia dapat menjadi negara yang dapat bersanding dengan negara-negara yang memang sudah maju dalam bidang teknologi sistem cerdas layaknya di Singapura, paling tidak dengan membangun Smart City dikota-kota besar.

Dengan perkembangan teknologi yang pesat maka masih banyak perubahan yang akan terjadi dalam teknologi. Indonesia perlu memaksimalkan teknologi sistem cerdas untuk kedepanya dengan lebih banyak perbaikan, pengembangan, dan penerapan dari teknologi serta semua sumberdaya yang sudah tersedia saat ini terlebih dahulu. Menggunakan Teknologi sistem cerdas selayaknya dipergunakan sebaik dan sebijak mungkin untuk membantu manusia, maka jangan sia-siakan teknologi yang ada, tetapi jangan sampai teknologi yang ada justru membuat kita ketergantungan untuk selalu menggunakannya.



Referensi :
~https://www.lyceum.id/artificial-intelligence/

Sabtu, 03 November 2018

Teknologi Kecerdasan Buatan Virtual Assistant


Perkembangan teknologi di Era digital membuat perusahan-perusahaan besar di bidang teknologi berlomba-lomba untuk menciptakan dan menghadirkan inovasi baru untuk menarik minat para konsumenya. Kecerdasan buatan pada dasarnya diciptakan untuk dapat membantu penggunanya melalui interaksi yang sederhana,  Kecerdasan buatan yang sedang dikembangkan oleh perusaahan besar tersebut salah satunya adalah Virtual Assistant, Virtual Asisten merupakan salah satu perkembangan dari teknologi yang dapat mempermudah atau singkatnya, mereka membantu menemukan informasi yang berguna ketika pengguna memintanya menggunakan suara.

Raksasa besar perusahaan digital mempunyai sebutan masing-masing untuk teknologi Virtual Assistant, Google (Google Assitant), Apple (Siri), Microsoft (Cortana), dan Amazon (Alexa). Rata-rata virtual assistant berbasis smartphone dan personal computer, walaupun kini beberapa perusahaan sudah menciptakan virtual assistant rumahan atau yang lebih dikenal dengan smarthome.

Amazon Alexa adalah sebuah virtual assistant digital yang dikembangkan oleh amazon untuk mewujudkan rumah pintar. Alexa merupakan software yang terdapat dalam perangkat keras berupa sebuah speaker pintar bernama Echo. Amazon Echo yakni speaker pintar yang terhubung dengan Wi-Fi, dan dilengkapi dengan teknologi voice recognition dalam menerima perintah melalui mikrofon sehingga seolah-olah perangkat tersebut bisa diajak bicara oleh penggunanya.


Amazon Echo adalah device yang didesain khusus untuk diletakkan di rumah. Dengan kecerdasan Alexa didalamnya, Amazon Echo bisa menjawab dan melaksanakan perintah yang kita berikan. Dia bisa ditanya seputar berita, cuaca, dan berbagai macam informasi terbaru. Alexa juga bisa diminta untuk memainkan musik, mengatur janji, berbelanja, mengontrol lampu, menjawab pertanyaan, membaca audiobook, melaporkan lalu lintas dan cuaca, serta membantu membuat kita lebih produktif dengan mengatur alarm, timer, to-do-list dan lainnya menggunakan Layanan Suara Alexa.

Beberapa perintah dasar Alexa: 
  • Berhenti atau jeda: “Alexa, Stop” atau “Alexa, shut up”
  • Update terbaru: “Alexa, what’s up”
  • Ubah volume: “Alexa, turn up/down the volume” atau “Alexa, louder”
  • Mute / unmute: “Alexa, mute” atau “Alexa, unmute”
  • Bantuan: “Alexa, help”
  • Berita: “Alexa, what’s the news”
  • Pengingat: “Alexa, set a timer for 5 minutes”.

Amazon vision on Alexa:
Amazon ingin meningkatkan kemampuan berbicara dari sistem Artificial Intelligence buatannya melalui Alexa yang lebih pintar, dan membuatan kecerdasan buatan miliknya semirip mungkin dengan manusia.

TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN




Teknologi yang umum digunakan pada virtual assistant adalah Speech / Voice Recognition yaitu suatu pengembangan teknik dan sistem yang memungkinkan komputer untuk menerima masukan berupa kata yang diucapkan. Teknologi ini memungkinkan suatu perangkat untuk mengenali dan memahami kata-kata yang diucapkan dengan cara digitalisasi kata dan mencocokkan sinyal digital tersebut dengan suatu pola tertentu yang tersimpan dalam suatu perangkat. Kata-kata yang diucapkan diubah bentuknya menjadi sinyal digital dengan cara mengubah gelombang suara menjadi sekumpulan angka yang kemudian disesuaikan dengan kode-kode tertentu untuk mengidentifikasikan kata-kata tersebut. Hasil dari pengolahan kata yang diucapkan tersebutlah yang digunakan oleh virtual assistant dalam melakukan perintah-perintah yang dinginkan oleh pengguna.

Penutup

Kecerdasan buatan berupa Virtual Assistant yang terus berkembang membuat semakin praktis kehidupan pengguna, bukan tidak mungkin jika dikemudian hari kecerdasan buatan semacam ini dapat melakukan suatu hal yang lebih misalnya dijadikan dasar pengaplikasian dari Internet of things for Smart Home yang membuat semua perangkat yang ada dirumah dapat diakses melalui satu perangkat saja.

Terima Kasih.


Referensi:
~https://winpoin.com/seperti-inilah-kecanggihan-alexa-smart-assistant-cerdas-untuk-di-rumah/
~https://www.allteknow.net/cara-menggunakan-amazon-echo/
~https://id.wikipedia.org/wiki/Pengenalan_ucapan

Sabtu, 06 Oktober 2018

Pengantar Teknologi Sistem Cerdas

 

Definisi Pengantar Teknologi Sistem Cerdas


Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat, bukan hanya berkembang pesat dinegara maju melainkan semua negara. Perkembangan teknologi tanpa disadari bagaikan sebuah mesin waktu yang dapat merubah tingkat aktivitas dan interaksi manusia dalam kehidupan. Mengapa demikian?, Hal ini terjadi  karena teknologi yang ada dilingkungan atau alam sekitar mengganti peran manusia dalam kehidupan dengan kecerdasan buatan yang ditanamkan dalam suatu sistem.

Sistem cerdas merupakan pengembangan dalam bidang ilmu komputer untuk menyelesaikan berbagai masalah kompleks yang berkaitan dengan alam sekitar didunia nyata. Sistem cerdas merupakan implementasi dari kecerdasan buatan yang menggabungkan basis pengetahuan dengan mesin inferensi. Sistem cerdas dibuat agar dapat menyelesaikan suatu masalah dengan pola penyelesaian menyerupai kecerdasan manusia, antara lain kemampuan untuk dilatih, mengingat berdasarkan pengalaman, mengolah data-data sesuai yang diajarkan melalui perintah dalam bahasa pemrograman.

 

Sejarah Sistem Cerdas

 

Pada awal abad 17, René Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Pada 19, Charles Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang dapat diprogram.

Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan Principia Mathematica, yang merombak logika formal. Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan “Kalkulus Logis Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas ” pada 1943 yang meletakkan fondasi untuk jaringan saraf.

Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam AI. Program AI pertama yang bekerja ditulis pada 1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester (UK): sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah “kecerdasan buatan ” pada konferensi pertama yang disediakan untuk pokok persoalan ini, pada 1956. Dia juga menemukan bahasa pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan “Turing test” sebagai sebuah cara untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian.

Selama tahun 1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program berbasis pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin Minsky dan Seymour Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas jaringan saraf sederhana dan Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan kekuatan sistem berbasis aturan untuk representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa dan terapi medis yang kadangkala disebut sebagai sistem pakar pertama. Hans Moravec mengembangkan kendaraan terkendali komputer pertama untuk mengatasi jalan berintang yang kusut secara mandiri.

Pada tahun 1980-an, jaringan saraf digunakan secara meluas dengan algoritme perambatan balik, pertama kali diterangkan oleh Paul John Werbos pada 1974. Pada tahun 1982, para ahli fisika seperti Hopfield menggunakan teknik-teknik statistika untuk menganalisis sifat-sifat penyimpanan dan optimasi pada jaringan saraf. Para ahli psikologi, David Rumelhart dan Geoff Hinton, melanjutkan penelitian mengenai model jaringan saraf pada memori. Pada tahun 1985-an sedikitnya empat kelompok riset menemukan kembali algoritme pembelajaran propagansi balik (Back-Propagation learning). Algoritme ini berhasil diimplementasikan ke dalam ilmu komputer dan psikologi.

Tahun 1990-an ditandai perolehan besar dalam berbagai bidang AI dan demonstrasi berbagai macam aplikasi. Lebih khusus Deep Blue, sebuah komputer permainan catur, mengalahkan Garry Kasparov dalam sebuah pertandingan 6 game yang terkenal pada tahun 1997. DARPA menyatakan bahwa biaya yang disimpan melalui penerapan metode AI untuk unit penjadwalan dalam Perang Teluk pertama telah mengganti seluruh investasi dalam penelitian AI sejak tahun 1950 pada pemerintah AS.

Tantangan Hebat DARPA, yang dimulai pada 2004 dan berlanjut hingga hari ini, adalah sebuah pacuan untuk hadiah $2 juta dimana kendaraan dikemudikan sendiri tanpa komunikasi dengan manusia, menggunakan GPS, komputer dan susunan sensor yang canggih, melintasi beberapa ratus mil daerah gurun yang menantang.

Tetapi di tahun 2017 ini, teknologi kendaraan tanpa awak sudah banyak bermunculan seperti autonomous car atau Driverless car yang memungkinkan para penumpang untuk dapat berkendara dengan mobil tanpa harus mengendarainya sendiri. Mobil ini menggunakan banyak sensor dan kontrol seperti radar, lampu laser , GPS, odometry dan penglihatan computer yang memungkinkan dapat berjalan dan berhenti menggunakan beberapa acuan sensor tersebut. Teknologi ini disebut juga dengan self-driving car.

 

Penerapan Teknologi Sistem Cerdas dalam Kehidupan Sehari-hari

 

Sistem Autopilot
 
Sistem autopilot merupakan sistem kendali tanpa awak, sistem ini pada awalnya digunakan untuk mengendalikan pesawat terbang yang membantu pilot dalam menghemat energi sang pilot selama perjalanan. Autopilot dikembangkan pula di beberapa instansi militer dalam membuat pesawat tanpa awak yang digunakan untuk memata-matai musuh dari udara. Sekarang ini autopilot berkembang hingga ke industri Automotive, beberapa perusahaan automotive berlomba-lomba untuk menciptakan Self-Driving Car atau mobil yang bisa menyetir sendiri.

Vending Machine
Vending machine mungkin sering kita temukan ditempat keramaian seperti terminal, stasiun, dan ruang terbuka umum lainnya. Mesin ini berfungsi layaknya seorang penjual yang sedang menjajakan daganganya, dimana mesin ini akan mengeluarkan barang yang pembeli atau kita inginkan setelah kita memasukkan uang kedalam mesin tersebut.

Vending machine yang umumnya kita lihat adalah mesin yang menjual minuman dan makanan, sebenarnya mesin top-up saldo kartu Kereta KRL yang kita gunakan adalah termasuk kedalam Vending Machine juga. Vending machine berkembang mengikuti jaman, dan tidak hanya mesin yang menjual minuman atau top-up saldo kartu KRL, namun masih banyak lagi jenisnya.

Face ID
Sistem pengenal wajah atau yang kita kenal dengan face unlock adalah salah satu teknologi yang sangat umum terdapat di Gadget dan Smarthphone kita pada saat ini. Pada awalnya sistem ini bekerja dengan cara memindai wajah penggunanya menggunakan kamera yg terdapat pada device, cara kerjanya yang menggunakan kamera membuat sistem ini sulit bekerja dikondisi ruangan yang gelap. Kemudian oleh para pengembang dikembangkan menjadi sistem pemindai wajah yang menggunakan sensor infrared atau IR Face yang membuat sistem ini bekerja lebih baik dan lebih akurat.

SmartWatch 

Smartwatch atau jam tangan pintar adalah sebuah pengembangan dari jam tangan analog / digital menjadi jam tangan yang dapat melakukan beberapa fungsi-fungsi pintar sesuai dengan namanya, fungsi-fungsi tersebut yakni seperti memainkan musik, mengetahui detak jantung, GPS, bahkan dapat memainkan game dan membaca berita.

Tujuan di ciptakan smartwatch ini, yaitu sebagai pasangan bagi smartphone karena fitur-fitur tersebut akan bekerja secara optimal jika terkoneksi dengan smartphone kita. Umumnya smartwatch terhubung ke smartphone menggunakan koneksi bluetooth. Setelah terkoneksi, baru kita dapat memanfaatkan fitur-fitur canggih yang tidak dimiliki oleh jam tangan lain. 

Penutup

Teknologi akan terus berkembang, maka sudah selayaknya kita mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Sebuah sistem cerdas yang menggantikan aktivitas manusia semakin mendominasi, maka sudah seharusnya kita menguasai teknologi. Adanya Teknologi sistem cerdas untuk membantu manusia, maka jangan sia-siakan teknologi yang ada. 

Terima Kasih.


Referensi:
~https://media.neliti.com/media/publications/145206-ID-pengembangan-aplikasi-sistem-cerdas-untu.pdf  
~https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan

Rabu, 04 Juli 2018

Operasi Layanan dan Pengelolaan Layanan Bisnis

Operasi Layanan

 

Pengantar


Operasi layanan adalah fase siklus hidup manajemen layanan IT yang bertanggung jawab untuk kegiatan bisnis. Jika layanan tidak dimanfaatkan atau tidak disampaikan secara efisien dan efektif, mereka tidak akan memberikan nilai secara keseluruhan, terlepas dari seberapa baik rancangannya. Ini adalah layanan operasi yang bertanggung jawab untuk memanfaatkan proses untuk memberikan layanan kepada pengguna dan pelanggan.

Operasi layanan adalah tempat dimana nilai yang telah dimodelkan dalam strategi pelayanan dan dikonfirmasi melalui desain layanan dan transisi layanan untuk benar-benar disampaikan. Tanpa operasi layanan menjalankan layanan seperti yang dirancang dan memanfaatkan proses seperti yang dirancang, tidak akan ada kontrol dan manajemen layanan. Produksi metrik dengan operasi layanan akan membentuk dasar dan titik awal untuk kegiatan peningkatan pelayanan.

 

Maksud dan Tujuan

 

Tujuan dari operasi layanan adalah untuk mengatur dan melakukan kegiatan dan proses yang diperlukan untuk memberikan layanan kepada pengguna bisnis pada tingkat yang disepakati layanan. Selain itu, operasi layanan bertanggung jawab untuk manajemen berkelanjutan dari teknologi (infrastruktur dan aplikasi) yang digunakan untuk menyampaikan dan mendukung layanan.
 
Operasi layanan adalah tindakan penyeimbangan. Ini bukan hanya soal melaksanakan proses pada sehari-hari. Ada ‘perdebatan’ dinamis yang berlangsung pada empat tingkat. Ini dikenal sebagai ’empat saldo operasi layanan’:
  • Pandangan Internal IT Terhadap Bisnis Eksternal : Pandangan bisnis eksternal IT akan berhubungan dengan layanan yang diberikan kepada pengguna dan pelanggan, sementara secara internal dalam IT layanan tersebut akan dipandang sebagai sejumlah komponen. Individu atau tim yang bertanggung jawab untuk menjalankan komponen tertentu mungkin tidak mengerti bagaimana komponen mereka cocok dengan pengiriman keseluruhan layanan tertentu. Jika sebuah organisasi terlalu fokus secara eksternal, akan ada risiko bahwa perjanjian akan dibuat dengan bisnis yang tidak bisa benar-benar disampaikan karena kurangnya pemahaman tentang bagaimana bagian-bagian konstituen internal yang perlu untuk beroperasi. Sebaliknya, sebuah organisasi yang berfokus terlalu internal cenderung berjuang untuk memahami dan memberikan kebutuhan bisnis.
  • Stabilitas vs Ketanggapan : Perubahan seringkali menjadi penyebab insiden dan hilangnya ketersediaan, sehingga sangat mungkin tergoda untuk membatasi jumlah perubahan dalam rangka untuk meningkatkan stabilitas layanan. Namun, perubahan akan selalu dibutuhkan untuk menjaga layanan agar up to date dan untuk mengadopsi serta untuk perkembangan kebutuhan bisnis. Keseimbangan adalah antara bisa cepat merespon perubahan dan fokus pada stabilitas infrastruktur. 
  • Kualitas Layanan vs Biaya Layanan : Akan selalu ada tekanan untuk meningkatkan kualitas layanan IT sekaligus mengontrol biaya layanan. tekanan anggaran secara intens dapat menyebabkan menurunnya tingkat layanan dan lebih parahnya kegagalan karena kurangnya dukungan. Di sisi lain, organisasi bisa jadi tidak seimbang di ‘sisi lain’ mungkin membayar terlalu banyak untuk layanan mereka dengan ketahanan built in yang tidak dapat dibenarkan. Kuncinya adalah harus memiliki dialog yang bermakna lebih dari biaya untuk memastikan bahwa bisnis sepenuhnya mengerti apa yang akan dan tidak mendapatkan sejumlah uang dan apa yang akan Anda dapatkan jika itu menghabiskan sedikit kurang ataupun sedikit lebih. 
  • Reaktif vs Proaktif : Sebuah organisasi yang sangat proaktif akan selalu memprediksi di mana hal-hal bisa menjadi salah dan mengambil tindakan untuk mengurangi atau mencegah situasi tersebut. Dalam kondisi ekstrim, organisasi tersebut dapat lebih memantau dan menerapkan perubahan yang tidak perlu. Sebaliknya, organisasi yang murni reaktif menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk’pemadaman kebakaran’ dan berurusan dengan situasi yang muncul, dan mereka perlu lebih bergerak ke pendekatan ‘pencegahan kebakaran’ memprediksi dan menghindari insiden serta masalah. 

 

Nilai Operasi Layanan

 

Setiap tahapan siklus hidup layanan ITIL menambah dan memberikan nilai bagi bisnis. operasi layanan ini dilakukan dengan melaksanakan proses dan menjalankan layanan sebagaimana dimaksud oleh strategi layanan, desain layanan dan layanan transisi tahapan siklus hidup. operasi layanan adalah wajah yang terlihat oleh organisasi IT dan merupakan hal ‘terdekat’ kepada pengguna dan pelanggan. pengiriman yang efektif dan efisiensi dari layanan apa yang diharapkan dari operasi layanan.

Fungsi dan Aktivitas Utama 

 

Aktivitas Utama Operasi layanan

  • Manajemen Acara : Manajemen ini yang bertanggung jawab memonitoring semua peristiwa diseluruh infrastruktur dan aplikasi TI untuk memastikan keadaan baik – baik saja. Manajemen acara bertujuan untuk mendeteksi, mengeskalasi dan bereaksi terhadap pengecualian.
  • Manajemen Insiden : Manajemen ini bertanggung jawab atas semua insiden layanan yang mungkin terjadi sebelum atau sedang berjalan. 
  • Pemenuhan Permintaan: Ini adalah proses yang melakukan permintaan layanan dari pengguna. Permintaan pemenuhan mencakup permintaan perubahan standar, permintaan untuk informasi dan keluhan.
  • Manajemen Masalah : Manajemen ini bertanggung jawab atas pengelolaan semua masalah dalam infrastruktur TI. Proses ini mencakup analisis penyebab masalah dan sampai pada penyelesaian masalah. Manajemen masalah tetap bertanggung jawab hingga resolusi diimplementasikan. 
  • Manajemen Akses : Manajemen ini memungkinkan pengguna dengan tingkat otorisasi yang tepat  untuk mengakses aplikasi atau layanan. Selain itu, untuk memastikan bahwa mereka yang tidak memiliki tingkat otorisasi yang diperlukan tidak dapat mengakses aplikasi dan layanan. Manajemen akses memungkinkan organisasi untuk mengontrol akses ke aplikasi dan layanan.

Fungsi Operasi Layanan

  • Meja Layanan : Fungsi ini melakukan sejumlah proses, khususnya manajemen insiden dan pemenuhan permintaan. Meja layanan terdiri dari beberapa staf yang dilatih untuk menangani layanan. Staf meja layanan akan memiliki akses ke alat yang diperlukan untuk mengelola acara-acara ini.
  • Manajemen Teknis : Fungsi ini yang menyediakan sumber daya dan memastikan bahwa pengetahuan tentang teknologi yang dipakai selalu update. Manajemen teknis mencakup semua tim atau area yang mendukung penyampaian pengetahuan dan keahlian teknis. Ini termasuk tim seperti jaringan, mainframe, middleware, desktop, server, dan basis data. 
  • Manajemen Aplikasi : Fungsi ini mengelola aplikasi melalui siklus hidup. Dimulai dengan ide bisnis pertama dan selesai saat aplikasi tidak lagi digunakan. Manajemen aplikasi terlibat dalam desain, pengujian dan peningkatan berkelanjutan aplikasi dan layanan yang didukung oleh aplikasi. 
  • Manajemen Operasi TI : Ini bertanggung jawab untuk mengorganisasi infrastruktur dan aplikasi TI  pada basis sehari-hari. 

Pengelolaan Layanan Bisnis

 

Pengantar dan Ruang Lingkup


Keberhasilan jangka panjang dari penyedia layanan TI tergantung pada hubungan dengan pelanggan. Seperti di banyak aspek kehidupan lainnya, hubungan jangka panjang yang efektif membutuhkan komitmen dan usaha dari kedua belah pihak dalam rangka mengembangkan dan menjaga kepercayaan dan pemahaman yang akan mendukung hubungan melalui masa-masa baik maupun buruk.

Dalam arti luas hubungan antara pelanggan dan penyedia layanan TI meliputi spektrum penuh dari interaksi bisnis antara mereka, dari hal-hal operasional berkaitan dengan pemberian layanan dan kinerja operasional, melalui isu-isu taktis, seperti mengembangkan persyaratan atau mungkin kasus bisnis untuk baru atau diubah layanan, untuk pengembangan strategi jangka panjang.

Dalam tulisan ini sekiranya menjelaskan cara manajemen hubungan bisnis (BRM) digunakan untuk menyelaraskan kegiatan penyedia layanan dengan kebutuhan pelanggan dengan mengembangkan, memperkuat dan memelihara hubungan untuk isu-isu strategis dan taktis tingkat yang lebih tinggi, dan bagaimana BRM berhubungan dengan proses ITIL lainnya .

Maksud dan Tujuan


Tujuan utama dari BRM adalah untuk membangun dan menjaga hubungan yang efektif, produktif antara pelanggan dan penyedia layanan, atas dasar pada pemahaman tentang pelanggan dan kebutuhan bisnis yang lebih dari sekedar bereaksi terhadap kebutuhan pelanggan baru, melainkan tentang memahami pelanggan, strategi dan bisnis driver yang cukup untuk dapat mengantisipasi dan mempengaruhi kebutuhan pelanggan seperti misalnya keadaan yang berubah.

Seperti yang dikatakan oleh ITIL “Manajemen hubungan bisnis adalah proses yang memungkinkan manajer hubungan bisnis untuk menyediakan hubungan antara penyedia layanan dan pelanggan pada tingkat strategis dan taktis.” Pelanggan dan penyedia akan memiliki kepentingan bersama untuk memastikan bahwa pelanggan memahami nilai penawaran layanan dan memiliki harapan yang realistis. Agar hubungan semacam itu dapat berfungsi, harus ada komitmen, kepercayaan, keterbukaan, dan kejujuran yang jelas dari keduanya, dan terkadang hal ini mengharuskan penyedia layanan bersikap terbuka dan jujur tentang pelanggan, misalnya dalam kaitannya dengan kewajiban pelanggan yang gagal terpenuhi.

BRM harus mencapai sejumlah tujuan jika hubungan itu untuk disampaikan. Hal ini harus jelas dan didasarkan pada pemahaman yang memadai tentang pelanggan sehingga penyedia layanan dapat mengembangkan kemampuan dan sumber daya untuk merespon dalam jangka waktu yang dapat diterima untuk perubahan kebutuhan pelanggan dan prioritas, dan jika relevan untuk membantu pelanggan mengembangkan persyaratan dalam menanggapi. Penyedia layanan akan dapat mengantisipasi, ke mana setidaknya serta bagaimana kebutuhan pelanggan dapat berubah dengan situasi, mengidentifikasi bagaimana layanan baru atau perubahan layanan atau persembahan teknologi baru mungkin membantu pelanggan merespon secara efektif untuk mengubah atau meningkatkan kinerja. 
 

Prinsip - Prinsip Umum


Dasar BRM

Penyebaran BRM didasarkan pada argumen bahwa penyedia layanan dan pelanggan akan memperoleh keuntungan dari suatu hubungan yang berusaha menyelaraskan aktivitas penyedia layanan dengan kebutuhan bisnis yang berkembang dari pelanggan dan meningkatkan pemahaman pelanggan terhadap penawaran dan nilai penyedia layanan. Untuk bisnis pelanggan. Ini bertentangan dengan pandangan bahwa hubungan pemasok-pelanggan pada dasarnya bersifat permusuhan. BRM membutuhkan komitmen, sehingga kedua belah pihak harus menilai nilai BRM sebelum menerapkan sumber daya untuk itu.

Kepuasan Pelanggan

Fokus BRM adalah pada desain dan penyediaan layanan yang menambahkan nilai nyata kepada pelanggan dengan biaya yang masuk akal baik dalam hubungan dengan nilai pelayanan yang diberikan dan biaya layanan serupa dari pesaing.

Manajemen hubungan bisnis dan manajemen tingkat layanan

Perbedaan fokus antara BRM dan proses lainnya diilustrasikan oleh perbedaan antara manajemen BRM dan layanan tingkat (SLM). Kedua proses prihatin dengan hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan dengan memastikan bahwa pelanggan senang dengan apa yang disampaikan. Fokus dari SLM adalah pada penempaan perjanjian dengan pelanggan pada tingkat layanan yang akan dikirimkan untuk layanan tertentu dan, dengan memastikan tingkat layanan ini terpenuhi, pada pencapaian tingkat yang dapat diterima dari kepuasan pelanggan. Ini berarti memastikan bahwa semua proses SM, kontrak yang mendukung dan perjanjian tingkat operasional mendukung pencapaian SLA. BRM membangun hubungan dengan pelanggan yang berfokus pada isu-isu tingkat strategis dan lebih tinggi, berusaha untuk menyediakan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis pelanggan dan berada dalam kemampuan penyedia layanan untuk memberikan. Kepuasan pelanggan adalah ukuran utama keberhasilan BRM, tapi ini adalah kepuasan pelanggan dinyatakan dalam nilai jasa kepada pelanggan. 

Portofolio Pelanggan

Agar efektif, BRM harus menjaga informasi yang up-to-date pada pelanggan. Perlu memahami siapa pelanggan benar-benar, khususnya dalam organisasi pelanggan yang lebih besar di mana pelanggan nyata dan pengambil keputusan mungkin tidak sama dengan pengguna layanan utama.

Dalam rangka untuk memahami nilai layanan kepada organisasi pelanggan dan dampak perubahan layanan, penyedia layanan membutuhkan informasi yang solid pada pengguna layanan dan bagaimana bisnis pelanggan tergantung pada layanan yang mereka terima. penyedia kebutuhan informasi untuk menilai nilai pelanggan khusus untuk bisnis sendiri berdasarkan penggunaan dan pendapatan masa lalu dan diprediksi.

Hal ini akan mempengaruhi keputusan BRM pada sumber daya penyedia akan mendedikasikan untuk BRM untuk pelanggan tertentu. Pengetahuan tentang strategi dan rencana bisnis pelanggan memungkinkan BRM untuk memposisikan diri, dalam hal sumber daya dan kemampuan, untuk menghadapi perubahan permintaan pelanggan. BRM harus mengumpulkan dan memelihara semua informasi ini dalam portofolio pelanggan, informasi dasar yang logis berisi informasi pelanggan yang cukup untuk memberikan BRM yang efektif.

Portofolio Perjanjian Pelanggan

Bagian dari informasi yang dibutuhkan pelanggan menyangkut perjanjian antara penyedia layanan dan pelanggan. Ini adalah sumber utama informasi yang dibutuhkan oleh BRM dan dapat dianggap logis sebagai komponen portofolio pelanggan.

Dalam prakteknya, bagaimanapun, yang terbaik adalah dikelola oleh manajemen tingkat layanan, yang membawa tanggung jawab untuk negosiasi dan menjaga SLA untuk memastikan bahwa semua kontrak pelanggan dan perjanjian lainnya yang dikelola secara terpusat dalam rangka untuk memastikan bahwa penyedia layanan tidak melakukan komitmen itu tidak dapat memenuhi .

Untuk penyedia layanan internal perjanjian akan non-kontrak, sedangkan untuk penyedia layanan eksternal perjanjian akan kontrak. Tergantung pada sifat dan skala penyedia layanan, perjanjian mungkin perjanjian standar yang diterapkan untuk semua pelanggan atau kesepakatan yang dinegosiasikan secara terpisah dengan setiap pelanggan.

Hubungan Dengan Manajemen Layanan Lainnya


Pentingnya BRM dari portofolio pelanggan dan portofolio kesepakatan pelanggan telah dibahas sebelumnya. Selain itu, BRM memanfaatkan hal berikut ini:
  • Portofolio layanan TI : Ini digunakan oleh BRM untuk mencatat informasi tentang peluang baru bagi pelanggan BRM, sebagai sumber informasi untuk membantu BRM mengevaluasi layanan baru atau perubahan dan untuk melacak kemajuan dan status perkembangan layanan untuk pelanggan.
  • Portofolio proyek: Ini menyediakan informasi secara lebih rinci mengenai status proyek yang direncanakan atau sedang berjalan sehubungan dengan layanan baru atau yang telah diubah untuk pelanggan.
  • Portofolio aplikasi: Ini menyediakan informasi tentang aplikasi TI yang ada, fungsi yang mereka berikan, orang-orang yang mengembangkannya dan orang-orang yang mendukung dan mengelolanya.


Referensi :  

  • Brewster, Ernest ., Griffiths , richard ., Lawes , Aidan ., Sansbury , John . (2012) .IT SERVICE MANAGEMENT A Guide for ITIL Foundation Exam Candidates Second Edition . United Kingdom : BISL .

Senin, 07 Mei 2018

Desain Layanan dan Transisi Layanan

Desain Layanan

 

Pengantar

Setelah menentukan strategi TI yang diinginkannya, sebuah organisasi akan menggunakan fase desain layanan dari siklus hidup untuk menciptakan layanan baru (transisi layanan) ke dalam lingkungan hidup. Dengan demikian, desain layanan bertujuan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa layanan baru akan berfungsi sesuai rencana dan memberikan fungsionalitas serta manfaat yang dimaksudkan oleh bisnis. Prinsip ini merupakan inti dari pendekatan ITIL dan mengapa sebagian besar proses desain layanan difokuskan pada pengendalian operasional:
  • Service catalogue management.
  • Service level management.
  • Capacity management.
  • Design coordination.
  • Availability management.
  • IT service continuity management.
  • Information security management.
  • Supplier management. 
Kontribusi desain layanan dari siklus hidup dapat diringkas untuk menciptakan layanan hemat biaya, dan meningkatkan kualitas yang dibutuhkan untuk memuaskan pelanggan dan pemangku kepentingan selama masa layanan.

Namun, fakta bahwa kebutuhan bisnis berubah seiring waktu dan menghasilkan kebutuhan atau peluang untuk peningkatan lebih lanjut. Oleh karena itu desain layanan memiliki peran penting untuk mendukung peningkatan layanan berkelanjutan dan sama pentingnya untuk mengelola perubahan pada layanan yang sudah ada sebagaimana dalam merancang layanan baru. Dalam hal ini, desain layanan juga harus mempertimbangkan dampak dari kegiatannya pada keseluruhan layanan, sistem, arsitektur, alat dan pengukuran untuk meminimalkan potensi gangguan ketika layanan baru atau layanan yang sudah ada diimplementasikan. 

Mengapa harus desain layanan?

Layanan desain adalah kegiatan perencanaan dan pengorganisasian orang, infrastruktur, komunikasi dan komponen material layanan dalam rangka meningkatkan kualitas dan interaksi antara penyedia layanan dan pelanggan.
Service Design Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.

 

Lima aspek utama dari desain layanan

  1. Solusi layanan baru atau perubahan.
  2. Sistem manajemen layanan dan perangkatnya, khususnya Portfolio Layanan.
  3. Arsitektur teknologi dan sistem manajemen.
  4. Proses, peran dan kemampuan.
  5. Metode pengukuran dan satuan.

Tujuan Desain Layanan

  • Mempertemukan manfaat bisnis yang telah disetujui.
  • Proses untuk menunjang siklus hidup layanan.
  • Mengidentifikasi dan mengeloli resiko.
  • Desain Keamanan & kerentanan infrastruktur TI.
  • Membangun keahlian & kemampuan dalam TI.
  • Kontribusi pada keseluruhan peningkatan kualitas layanan TI.

Paket Desain Layanan

Mendefinisikan seluruh aspek dalam layanan TI dan keseluruhan persyaratan dari setiap tingkatan dalam siklus hidup layanan. SDP dihasilkan untuk setiap layanan TI baru, perubahan mayor, atau layanan TI yang dikeluarkan.

Transisi Layanan

 

Pengantar

Layanan transisi berkaitan dengan menjembatani kesenjangan yang lancar, memastikan bahwa persyaratan operasional sepenuhnya dipertimbangkan dan dipenuhi sebelum apa-apa dipindahkan ke lingkungan hidup, termasuk dokumentasi dan pelatihan bagi pengguna dan staf pendukung. Layanan transisi juga bertanggung jawab untuk dekomisioning dan penghapusan layanan yang tidak lagi diperlukan.

Transisi yang mulus dicapai dengan mengambil paket desain layanan baru atau diubah dari tahap desain layanan, pengujian untuk memastikan bahwa itu benar memenuhi kebutuhan bisnis, dan menggunakan itu dalam lingkungan produksi.

Maksud dan Tujuan

Maksud dari transisi layanan :
  • Menetapkan harapan pelanggan tentang bagaimana layanan baru atau diubah akan memungkinkan perubahan bisnis.
  • Memungkinkan pelanggan untuk mengintegrasikan rilis mulus ke dalam proses dan layanan bisnis mereka.
  • Mengurangi variasi dalam kinerja diprediksi dan aktual dari layanan setelah mereka diperkenalkan.
  • Mengurangi kesalahan dikenal dan meminimalkan risiko dari perubahan.
  • Memastikan bahwa layanan dapat digunakan dalam cara di mana diperlukan.
Tujuan dari transisi layanan:
  • Merencanakan dan mengelola sumber daya untuk memperkenalkan dan mengaktifkan layanan baru atau layanan yang telah dirubah dengan lingkungan secara langsung dalam memprediksi biaya, kualitas dan waktu perkiraan.
  • Meminimalkan dampak yang tidak dapat diprediksikan pada Layanan produksi, operasi dan dukungan organisasi.
  • Peningkatan pelanggan, pengguna dan manajemen pelayanan staf kepuasan dengan penyebaran layanan baru atau yang telah dirubah, termasuk komunikasi, rilis dokumentasi, pelatihan dan transfer pengetahuan.
  • Peningkatan penggunaan yang benar dari layanan dan aplikasi yang mendasari dan solusi teknologi. 

      Layanan validasi dan pengujian 

      Tujuan validasi layanan dan pengujian adalah untuk memastikan bahwa layanan baru atau diubah dan proses rilis yang terkait akan memenuhi kebutuhan bisnis pada biaya yang disepakati.

      Layanan validasi dan kegiatan pengujian dapat diterapkan di seluruh siklus hidup layanan untuk memberikan jaminan kualitas dari setiap aspek layanan. Layanan end-to-end lengkap perlu dipertimbangkan dan kedua komponen layanan internal dan eksternal dikembangkan disertakan.

      Evaluasi perubahan 

      Evaluasi adalah proses generik yang mempertimbangkan apakah kinerja sesuatu yang diterima, nilai uang, sesuai dengan tujuan dan apakah pelaksanaan dapat diolah berdasarkan didefinisikan dan disepakati kriteria. Tujuan dari evaluasi perubahan adalah:
      • Untuk mengevaluasi efek dimaksudkan perubahan dan sebanyak efek yang tidak diinginkan seperti kapasitas yang diberikan cukup praktis, sumber daya dan kendala organisasi.
      • Untuk memberikan output berkualitas baik dari proses evaluasi sehingga manajemen perubahan dapat mempercepat keputusan yang efektif tentang apakah perubahan harus disetujui atau tidak.
      • Untuk menetapkan harapan pemangku kepentingan dengan benar. Ruang lingkup meliputi evaluasi layanan baru atau diubah ditentukan oleh desain layanan, selama penyebaran dan sebelum transisi akhir untuk lingkungan produksi.
      Mengelola perubahan organisasi dan pemangku kepentingan

      Sementara peran dasar layanan transisi ini adalah untuk mengimplementasikan layanan baru atau diubah, perubahan penting apapun dapat melibatkan perubahan organisasi, mulai dari bergerak beberapa staf untuk bekerja dari tempat baru hingga perubahan besar dalam sifat bisnis bekerja (retail misalnya dari tatap muka dengan perdagangan berbasis web).

      Tantangan dari Transisi Layanan

      Membangun transisi layanan yang efektif dapat menantang. Berikut adalah beberapa masalah yang bisa timbul dan perlu dikelola:
      • Menyeimbangkan kebutuhan yang berkembang dari bisnis terhadap kebutuhan untuk melindungi layanan hidup (yaitu menjadi responsif sambil mempertahankan perlindungan yang sesuai).
      • Mengintegrasikan dengan pengembangan dan proyek siklus hidup yang secara tradisional independen.
      • Memiliki wewenang dan pemberdayaan yang tepat untuk menjalankan proses seperti yang didefinisikan.
      • Mengelola persepsi masyarakat sehingga proses tidak dilihat sebagai penghalang untuk mengubah atau sebagai lebih birokrasi.

       

      Peran dari Transisi Layanan

      Manajer layanan transisi bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengkoordinasikan sumber daya untuk menyebarkan rilis utama dalam biaya, waktu dan kualitas estimasi diprediksi.


      Referensi :
      • https://www.s-notess.tk/2016/03/manajemen-layanan-sistem-informasi.html 
      • Brewster, Ernest ., Griffiths , richard ., Lawes , Aidan ., Sansbury , John . (2012) .IT SERVICE MANAGEMENT A Guide for ITIL Foundation Exam Candidates Second Edition . United Kingdom : BISL .