“Siapakah
orang yang kurang ilmu? dialah orang yang mengandalkan otot dan amarah dalam
menyikapi segala sesuatu.” – Abdullah Gymnastiar.
Marah
atau kemarahan adalah bentuk ekpresi dari emosi terhadap suatu hal atau
kejadian dalam kehidupan. Seringkali kata marah dianggap sama pengertianya
dengan 'emosi', padahal emosi bukan hanya mengartikan suatu kemarahan, akan
tetapi emosi merupakan suatu himpunan yang elemenya terdiri dari rasa
sedih, marah, bahagia, gembira, dan lain-lain.
Marah
jika dibiasakan bisa menjadi suatu kebiasaan buruk. Karena hal sepele pun yang
sebenarnya tidak berpotensi menjadi penyebab kemarahan bisa saja menjadi suatu
pemantik kemarahan yang besar. Orang yang pemarah umumnya orang-orang yang
memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi seperti mudah tersinggung, dan juga
orang-orang dengan keadaan emosional yang mudah berubah atau dalam bahasa anak
jaman sekarang mood-mood-an. Oleh karenanya orang-orang pemarah harus selalu
dalam posisi nyaman karena perubahan kondisi yang membuatnya tidak nyaman akan
meningkatkan emosinya hingga memunculkan kemarahan.
Suatu
amarah perlu diluapkan secara positif dengan melakukan sesuatu yang membuat
pikiran dan hati kita menjadi relax, dan sebisa mungkin kita harus
mengendalikan kemarahan agar tidak berdampak kepada sesuatu yang buruk. Banyak
sekali masalah yang berujung perkelahian dalam berkehidupan sosial, hal ini
timbul karena masyarakat tidak dapat mengendalikan amarahnya dan menganggap
bahwa masalah dapat diselesaikan dengan 'otot', padahal pada kenyataanya hal
tersebut tentu saja tidak dapat menyelesaikan atau bahkan mengurangi masalah
yang kita hadapi.
Dalam
Hadist Riwayat Bukhari, Rasulullah Saw pernah bersabda 'Orang yang kuat
bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah yang memiliki
jiwanya ketika marah'. Jaminan yang lebih luar biasa lagi adalah sabda rasul
yang mengatakan 'Jangan marah, maka bagimu surga.' (HR. Thabrani). Makna dan
garis besar dari kedua sabda Rasul tersebut adalah Jangan sampai kita manusia
mudah tersulut amarah.
Bagaimana
Cara menyikapi dan mengendalikan amarah?
1. Dalam Islam hal yang dianjurkan ialah berwudhu.
2. Diam sejenak, agar dapat berfikir dengan fokus.
3. Memikirkan dampak negatif kedepanya.
4. Mengintrospeksi diri.
1. Dalam Islam hal yang dianjurkan ialah berwudhu.
2. Diam sejenak, agar dapat berfikir dengan fokus.
3. Memikirkan dampak negatif kedepanya.
4. Mengintrospeksi diri.
Bagaimana
Cara menyikapi amarah orang lain terhadap kita?
1. Menahan diri dan memberikan waktu terhadap orang tersebut.
2. Menenangkan dengan kata-kata yang sekiranya membuat amarahnya mereda.
3. Mengajaknya untuk duduk dan mencari solusinya.
1. Menahan diri dan memberikan waktu terhadap orang tersebut.
2. Menenangkan dengan kata-kata yang sekiranya membuat amarahnya mereda.
3. Mengajaknya untuk duduk dan mencari solusinya.
Kiat
tersebut mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, karena suatu masalah
tidak akan dapat diselesaikan tanpa berfikir dengan kepala dingin. Perlu
diingat bahwa Kemarahan juga memiliki dampak buruk bagi tubuh diantaranya
Tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit kepala, stoke, dan jantung koroner.
Mengapa demikian ?, hal ini terjadi karena ketika marah salah satu bagian
syaraf menjadi hiperaktif dan melepas hormon (stres) kortisol yang memicu
meningkatnya tekan darah, lebih lanjut lagi hal ini menyebabkan penyempitan
pembuluh darah atau pelebaran pembuluh darah yang berisiko menyerang jantung.
Kesimpulanya
satu yakni 'Jangan melawan api dengan api, karena justru akan membuat api tersebut
kian bertambah besar'!.
Mohon
maaf bila ada kesalahan atau kekeliruan dalam penulisan, kebenaran milik Allah
semata dan kesalahan sepenuhnya dari penulis..
Terima Kasih.
Terima Kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar