Minggu, 26 Maret 2017

Saya dan Budaya

   


       Budaya, hal ini laksana jati diri setiap individu, baik individu yang berasal dari kota besar maupun yang berada di daerah terpencil sekalipun,budaya tidak perlu dicari dan dihafal karena budaya lahir dengan sendirinya dan tertanam pada diri masing-masing individu. Perilaku, kebiasaan, dan Tata krama termasuk dalam budaya yang terbentuk dari Lingkungan sekitar, didikan dan peran orangtua meimiliki andil yang cukup besar dalam membentuk karakter individu meskipun masih sangat banyak sekali faktor-faktor lain.      
     
     Pernahkah anda menyadari bahwa hal-hal yang kita lakukan setiap hari merupakan bagian dari budaya, seperti mengucapkan salam dan mengetuk pintu ketika bertamu, cium tangan orangtua ketika hendak beraktivitas,senyum dan menyapa ketika bertemu tetangga, dan hal-hal kecil lainya.
     
      Budaya dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki makna yang beragam diantaranya pikiran, akal budi, adat istiadat, kebudayaan dan kebiasaan yang sukar diubah.

Saya dan Budaya Sekitar.  
    
     Saya hadir ke-dunia ini tepatnya 19 tahun yang lalu di Kecamatan Koja Jakarta utara, dari keluarga sederhana dimana bapak kelahiran jakarta meskipun nenek 'wong tegal', dan mama kelahiran brebes jawa tengah, hal ini yang membuat pembendaharaan kata yang saya miliki lumayan campur aduk.

     Sejak umur tiga tahun saya sudah tinggal dibekasi, banyak sekali kenangan yang saya dapatkan ketika kecil dulu bersama teman-teman yang kini sudah mencar-mencaran. Banyak sekali permainan tradisional yang sudah saya mainkan seperti bttujuh, petak umpet, galaksin, benteng, gundu, panggal, demprak dan lain-lain dimana kalau saya sebutkan satu persatu tidak kelar-kelar namun ada satu permainan yang sangat mengasyikan dikala saya kecil dulu, yakni main hujan-hujanan. Namun kini, saya rasa anak-anak jaman sekarang sudah jarang memainkan permainan-permainan tradisional tersebut dengan kata lain budaya permainan tradisional sudah mulai tersisih oleh budaya gadget dan teknologi. Rasa hormat kepada orangtua dari anak-anak jaman sekarang juga sudah mulai menurun, Padahal kalau bukan karena orangtua, kita bisa apa?.

     Budaya saat Ramadan, dibulan suci yang hadir setiap tahun ini ternyata terdapat banyak pula kegiatan-kegiatan yang terlihat seperti suatu agenda turun-temurun, namun diluar konteks ibadah,  contoh main mercon, kembang api, api naga, dan kegiatan keliling komplek pas subuh, serta ngabuburit di sore hari sekalian beli takjil untuk berbuka dan menghabiskan waktu menanti adzan maghrib, dan yang paling nyentrik di bulan ini adalah acara buka bersama, dengan teman-teman lama dalam kata lain reunian, maupun teman-teman saat ini.

     Adapula hal lain yang spektakuler, yakni 'Buku Ramadan' buku ramadan ini dibagikan atau mungkin disuruh beli oleh bapak dan ibu guru kita, dimana cara mengisinya kita harus mendengarkan ceramah dari pak ustad pas lagi ceramah shalat teraweh nah apa yang beliau sampaikan kita tulis tuh, dimana nanti setelah selesai terawih kita minta paraf dari beliau. Mungkin beberapa aktivitas diatas masih ada yang berlangsung hingga saat ini, namun kegiatan mengisi 'Buku Ramadan' ini sudah tidak terlihat lagi dengan kata lain hampir punah.

     Lanjut ke topik Budaya pas Lebaran, lebaran ini momenya full of happiness dan universal, yang mana setiap dari kita luar biasa senangnya pada saat lebaran. Point utama dari lebaran yakni sungkem, minta maaf dari hati kepada orangtua, kemudian muter keliling komplek bersalam-salaman dan bermaaf-maafan kepada tetangga, kemudian meluncur kerumah sanak famili yang lebih tua biasanya, nah semua biasanya kumpul tuh dimulai dari uwa, paman, ncang, ncing, nyak, abang  dan adik dari orangtua, pokoknya komplit deh. Kalau udah seperti ini angpau ngalir tuh, semakin banyak saudara yang datang semakin deres ngalirnya hahaha. Umumnya seperti itu lebaran di lingkungan dan keluarga saya, mungkin tradisi anda dalam merayakan mirip-mirip dikit atau tidak mirip sama sekali, ya sah-sah saja, namanya juga tradisi, dimana tiap wilayah dan lingkungan yang berbeda pasti berbeda pula tradisi yang ada.

     Topik selanjutnya, pernahkah anda mendengar kata 'Pamali'?.Pamali sangat lumrah dalam kehidupan masyarakat kita, layaknya budaya yang turun-temurun. Pamali secara definisi menurut beberapa artikel memiliki arti Pantangan. Pamali sendiri merupakan hal-hal yang kurang rasional dan nyeleneh, tapi ketika kecil dulu saya termasuk orang yang cukup percaya dengan hal-hal mitos seperti ini. berikut kisah-kisah pamali yang sangat umum :
  1.  Jangan Duduk diatas bantal, nanti bisulan.
  2. Jangan mencukur bulu alis sampai habis, nanti bisa melihat tuyul. 
  3. Jangan duduk dipintu, takut ada makhluk halus yang lewat. 
  4. Kalau nyapu yang bersih, agar pasanganya tidak brewokan. 
  5. Jangan menyisakan nasi, nanti nasinya menangis. 
  6. Jangan membuka payung di dalam rumah, nanti dapat musibah.
dan masih banyak hal-hal yang konon katanya pamali, mungkin kita harus memaknai maksud dari pamali itu secara positif misalnya digunakan sebagai motivasi bukan karena suatu hal yang membuat keimanan kita luntur.

     Topik terakhir, Mengenai Etika dan Tata krama. Banyak hal yang diajarkan oleh orangtua saya ketika kecil dulu. Orangtua saya memberitahu saya agar :
  1. Tidak bertolak pinggang pada saat ada orang yang lebih tua disekitar saya. 
  2. Tidak bersendakwah ketika makan bersama, apalagi ditempat umum. 
  3. Tidak berbicara pada saat makan. 
  4. Tidak menguap dihapan orang lain. 
  5. Tidak memakai barang yang bukan kepunyaan saya, 
  6. Jangan celamitan serta jangan bertingkah dirumah orang. 
karena hal-hal tersebut merupakan hal yang tidak sopan. Mungkin semua wejangan yang saya dapatkan dari bapak dan mama saya merupakan wejangan turun-temurun, mudah-mudahan wejangan yang baik-baik dari orangtua saya dapat saya pertahankan terus-menerus. Semua wejangan yang diberikan oleh orangtua kita pasti bermanfaat bagi kita, karena orangtua selalu menginkan yang terbaik untuk anaknya. jadi buatlah orangtua kita bangga kepada kita.
     
     Penutup, itulah cerita singkat mengenai budaya yang saya punya,maaf bila ada salah-salah kata dalam artikel ini, mari kita budayakan segala hal yang positif dan baik, karena seperti kata pepatah 'Sesuatu yang kita tanam, itulah yang kita petik'.. dan yakinlah bahwa input yang baik pasti akan menghasilkan output yang baik juga... thanks.